Queen of the Month: Cerita Cinta Laura Kiehl tentang Sosok RA Kartini serta Menghadapi Kritikan dan Bullying

Rayoga Firdaus | Beautynesia
Kamis, 21 Apr 2022 15:30 WIB
Queen of the Month: Cerita Cinta Laura Kiehl tentang Sosok RA Kartini serta Menghadapi Kritikan dan Bullying

Melanjutkan edisi Queen of the Month bulan Maret 2022 lalu, Beautynesia kembali berbincang bersama Cinta Laura Kiehl dalam menyambut perayaan Hari Kartini. Isu mengenai kesetaraan dan pemberdayaan perempuan begitu dekat dengannya. Sama seperti perempuan lainnya, RA Kartini menjadi sosok yang ia teladani.

"Yang aku sangat suka dari perjuangan RA Kartini, ia memiliki pemikiran yang melampaui zamannya. Karena di masa dimana beliau hidup perempuan kurang dihargai dan pendidikan bagi perempuan bukan menjadi sebuah prioritas. Tapi walaupun dengan begitu, RA Kartini menggunakan privilege nya untuk memperjuangkan pendidikan perempuan Indonesia. Dan itu sangat mengagumkan. Walaupun ia tidak menyelesaikan pendidikannya tapi ia tetap berusaha untuk belajar mengembangkan dirinya. Dan ingin berusaha sekuat tenaga agar di masa depan perempuan Indonesia mempunyai nasib yang jauh lebih baik daripada dirinya."

Baginya, perjuangan Kartini juga jadi bukti akan kekuatan dari setiap aspirasi individu dalam menyuarakan perubahan.

"Setiap revolusi dalam sejarah dimulai kelompok kecil yang konsisten dalam bersuara. Yang tidak takut mengambil resiko dan akhirnya melakukan aksi yang nyata dan dilihat oleh banyak orang dan akhirnya membuat perubahan yang nyata dalam masyarakat mereka." terangnya.

Cinta Laura KiehlCinta Laura Kiehl/ Foto: dok. Beautynesia

Selain berani bersuara, value lain yang menurutnya perlu diterapkan dalam setiap perjuangan perempuan di era modern ini adalah gotong royong.

"Fokuslah pada kelebihan yang kita punya. Kalau kelebihan orang lain adalah kekurangan kita, mari saling bekerja sama agar kita bisa melengkapi satu sama lain. Itulah mengapa value dari gotong royong bagi perempuan sangat penting. Kita aja bisa menjadi sosok yang sangat kuat jika kita percaya dengan diri sendiri. Bayangkan kalau kita gabung kekuatan kita,".

Cara paling mudah untuk mengimplementasikan nilai gotong royong bisa dimulai dengan ikut mendukung dan merayakan keberhasilan yang diraih oleh perempuan di sekitar kita.


Berdamai dengan Diri Sendiri dan Sekitar

Bukan rahasia lagi jika Cinta Laura Kiehl adalah sosok pekerja keras dan multitalenta. Tak hanya di dunia hiburan, ia juga kini aktif dalam kegiatan sosial. Selayaknya ungkapan "Semakin tinggi pohon semakin tinggi angin yang menerpa", kritikan dan suara-suara sumbang juga datang. Di awal karier ia sempat dianggap sosok yang kurang 'serius' dan menjadi sorotan karena privilege yang ia punya.

"Di masa aku terjun ke dunia hiburan, (kesadaran) isu-isu mengenai verbal bullying, cyber bullying, body shaming masih sangat minim. Zaman sekarang masih terjadi tapi mungkin anak muda sekarang lebih berani dan sadar. Kalau dulu kan dianggap normal. Untungnya dalam beberapa tahun terakhir aku belajar untuk memaafkan. Aku menyadari bahwa bukan salah orang-orang yang berkata jahat kepada aku, tapi karena mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah tindakan bullying. Padahal pada saat itu aku masih berumur 13 tahun.. Mereka juga tidak sadar perkataan mereka itu untuk anak di bawah umur."

Cinta Laura KiehlCinta Laura Kiehl/ Foto: dok. Beautynesia

Buku berjudul The Mastery of Love yang ditulis oleh Don Miguel Ruiz jadi salah satu yang menginspirasinya untuk berdamai dengan diri sendiri.

"Ada perkataan 'orang yang tersakiti, menyakiti orang lain'. Aku menganggap mereka adalah orang yang tersakiti. Mungkin ada masalah di hidup mereka, mungkin mereka ada rasa tidak percaya diri sehingga membuat mereka seperti itu. Mungkin mereka juga tidak berusaha untuk mencari informasi yang valid sehingga hanya bisa berasumsi.

Tapi aku tidak bisa mengontrol bagaimana persepsi orang tentang aku. Aku hanya bisa mengontrol bagaimana aku mereaksi hal-hal itu. Dan aku memilih untuk memiliki hati yang penuh dengan cinta.Dan aku memilih untuk menyebarkan cinta. Saat ini, mungkin masyarakat lebih menyadari bahwa aku lebih menyadari bahwa aku punya value dan misi yang mereka anggap positif, aku bahagia.

Cinta Laura KiehlCinta Laura Kiehl/ Foto: dok. Beautynesia

Aku sangat bersyukur juga karena Tuhan membuka mata aku dan membuat aku sadar. Memaafkan orang lain itu bukan hanya semata-mata memaafkan orang-orang yang sudah menyakiti kita tersebut, tetapi memaafkan itu untuk membuat kita agar tidak tenggelam dalam kebencian terhadap orang lain. Kita berhak untuk bahagia. Memaafkan itu membuat kita lega dan meninggalkan masa lalu dan terus melangkah ke depan."

Kritikan mengenai privilege yang dimilikinya juga turut dijawab.

"Selama privilege yang kita punya dan kita miliki, dapat kita manfaatkan untuk memberdayakan dan bermakna untuk orang lain, maka lebih bersyukur saja atas privilege yang kita miliki. Tapi jangan hanya memikirkan diri sendiri. Jangan egois. Jangan menggunakan privilege itu untuk keuntungan diri sendiri. Jadi kalau ada orang mau menyindir mengenai privilege yang aku punya, biarkan saja. Itu bukan hal yang penting. Karena aku tahu aku berusaha dengan fasilitas dan pengetahuan yang aku punya dengan apapun kelebihan yang aku punya, sebisa mungkin aku mengembalikan hal positif ke masyarakat "

Selain privilege, isu yang sering dihadapi oleh generasi millennial dan Gen-Z adalah mengenai burn out dan sikap membandingkan pencapaian diri dengan orang lain. Cinta Laura Kiehl juga mengakui bahwa ia juga pernah di fase ini. Namun, ia mengaku sudah sadar bahwa hidup mesti seimbang, sekalipun ia adalah sosok yang ambisius.

Terkait membandingkan pencapaian orang lain, ia juga sudah tidak terlalu memikirkan dan lebih ingin ikut merayakan keberhasilan mereka. Serta fokus pada kegiatan amal yang sedang ia galakan.

"Tahun 2022 ini, aku memulai gerakan Act of Love. Di mana mudah-mudahan gerakan ini akan ada selamanya di Indonesia. Mungkin ini akan jadi legacy aku. Dengan banyaknya hal negatif, hoax, bullying dan pelecehan di luar sana, aku harap gerakan ini bisa membuka pikiran anak muda untuk tidak saling menjatuhkan orang lain, karena nggak semua orang punya mental yang kuat.

Kalau kita tidak membandingkan diri kita dengan orang lain dan tidak mendengarkan perkataan orang lain yang negatif dan tidak konstruktif aku rasa kita akan cukup kuat untuk fokus dengan apa yang kita jalani. Selama kita tahu apa yang kita lakukan adalah hal yang benar, apapun yang orang lain pikirkan itu tidaklah penting,".

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(raf/raf)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE