BILLBOARD
970x250

Red Flag Bisa Diketahui Sejak Kecil, Kenali 5 Perilaku Toksik Pada Anak yang Bisa Berlanjut Hingga Dewasa!

Cica Rahmania | Beautynesia
Selasa, 14 Jun 2022 16:00 WIB
Red Flag Bisa Diketahui Sejak Kecil, Kenali 5 Perilaku Toksik Pada Anak yang Bisa Berlanjut Hingga Dewasa!

Tanda perilaku beracun atau toksik kerap dikaitkan dengan perilaku saat seseorang dewasa. Padahal, bisa jadi dan kemungkinan besar sifat-sifat toksik itu telah muncul dan dipupuk dari sejak usia belia atau bahkan usia anak-anak.

Hanya saja, orang tua dan orang-orang di sekitar tidak menyadari atau menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar. Sebut saja manipulatif, menyalahkan orang lain, berbohong, pengganggu, dan cari perhatian.

Mengajak Anak Dibawah Umur Menonton Film Dewasa Beresiko Membuat Anak Menjadi TakutIlustrasi perilaku toksik pada anak. (Foto: Freepik.com/master1305) / Foto: Sherley Gucci Permata Sari

Berikut ini, dihimpun dari Pure Wow, ada beberapa perilaku pada anak-anak yang bisa mengindikasi ke arah red flag di masa depan jika tidak segera dihentikan. Apa saja?

Merasa Paling Benar

Merasa paling benar dan selalu ingin ada di posisi yang benar pada banyak keadaan bisa menjadi salah satu tanda perilaku toksik. Contohnya ketika bermain dengan temannya selalu berujung pada pertengkaran dan ketika ia dinyatakan bersalah, ia menolak dan merasa benar.

Tidak Menghargai Batasan

Little brother attacks his sisterIlustrasi anak bertengkar. / Foto: Getty Images/StockPlanets

Perilaku toksik lain adalah ketika seorang anak tidak menghargai batasan atau privasi orang lain. Misal, seorang anak masuk ke kamar saudaranya tanpa permisi atau menggunakan barang-barang saudaranya tanpa izin.

Ketika ditegur, ia mengabaikannya dan terus melakukannya. Tak jarang, ia akan merasa benar dan menyalahkan saudaranya bersikap pelit.

Minta Maaf Tidak Tulus

Angry kids after quarrel looking at each otherilustrasi anak bertengkar. / Foto: Getty Images/iStockphoto/erierika

Seorang anak mungkin menyadari bahwa apa yang dilakukannya salah, tapi untuk meminta maaf, anak dengan perilaku toksik tidak benar-benar melakukannya dengan tulus. Ia akan memberi segudang alasan kenapa mereka melakukan kesalahan agar orang lain memakluminya.

Playing Victim

Perilaku ini bisa jadi kelanjutan dari beberapa perilaku di atas. Perilaku ini biasanya ditunjukkan dalam bentuk pembelaan diri yang berlebihan terutama ketika mereka bersalah untuk dikasihani. Tak jarang juga mereka menyalahkan orang lain atas kesalahan yang ia lakukan sendiri.

Semua Hal adalah Kompetisi

Angry little kids fighting over a remote control while watching TV on sofa at home.Ilustrasi anak bertengkar. / Foto: iStock

Jiwa kompetitif pada anak adalah pertanda baik, tapi bisa menjadi tanda tidak sehat apabila semua hal dijadikan kompetisi olehnya. Seorang anak yang tidak ingin terlihat kalah dari teman-temannya bisa jadi ia memiliki bibit perilaku toksik yang bisa dibawa ke kehidupan dewasa.

Hal lain bisa tampak bagaimana ia mengalahkan lawannya. Bisa jadi, anak dengan perilaku toksik akan berbuat curang untuk membuatnya keluar sebagai pemenang.

Jika kamu melihat beberapa perilaku di atas, ada baiknya kamu segera menasihatinya atau membawanya ke psikolog anak untuk mendapat penanganan yang tepat supaya tidak berlanjut hingga dewasa, ya, Beauties.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fer/fer)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE