
5 Tips Atasi Sindrom Cabin Fever, Efek Psikologis Akibat Terlalu Lama Terisolasi di Rumah Selama Pandemi

Pandemi Covid-19 membuat banyak orang mesti beradaptasi dari cara hidup yang aktif secara sosial ke cara hidup yang lebih terbatas dan terisolasi. Pergeseran kehidupan sosial ini dapat memicu Cabin Fever Syndrome, yakni kondisi emosi negatif atau rasa sedih akibat terlalu lama tinggal di rumah dan terpisah dari dunia luar.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kondisi bosan di rumah berkepanjangan bisa menurunkan kadar hormon bahagia (dopamin dan serotonin), lantaran minimnya stimulus eksternal yang didapatkan. Sehingga, ini akan membuatmu jadi gampang merasa sedih dan stres.
![]() Sindrom Cabin Fever rentan menyerang anak muda yang terisolasi/Foto: Pexels.com/mikoto |
Kemudian, kondisi tidak bisa terhubung secara fisik dengan kerabat, burn out oleh pekerjaan, dan tidak memiliki pekerjaan juga bisa memicu sindrom ini.
Meski bukan termasuk ke dalam penyakit mental/psikologis, bukan berarti kondisi ini bisa kamu abaikan keberadaannya. Kamu tentu tidak mau merasa sedih berkepanjangan, bukan? Yuk, ketahui lebih jauh tentang sindrom Cabin Fever berikut.
Bagaimana Gejala Sindrom Cabin Fever?
![]() Gejala dan efek cabin fever/Foto: Pexels.com/Liza Summer |
Sindrom Cabin Fever merupakan keadaan pikiran yang dapat mencakup perasaan:
- Mudah gelisah, cemas, dan depresi
- Mudah putus asa
- Merasa bosan dan sedih dalam waktu yang lama
- Kurang motivasi (demotivasi) terhadap segala hal
- Merasa diliputi kesendirian
- Tidak sabaran
- Mudah tersinggung dan marah
Efek emosional, fisik, dan perilaku dari Cabin Fever ini dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk:
- Kadang susah tidur atau tidur terus
- Sulit fokus terhadap hal yang dikerjakan
- Kurang berenergi
- Kerap mengidam makanan atau justru tidak nafsu makan
- Sulit percaya pada orang sekitar
- Suka mondar-mandir dan tidak bisa diam
Tips Mencegah Sindrom Cabin Fever
Beauties, ini tips mencegah Sindrom Cabin Fever:
1. Menghabiskan Waktu di Alam
Berkegiatan di alam mampu menaikkan mood seseorang demi kesehatan mental.
Saat angka kasus Covid-19 sedang tinggi dan berpergian ke suatu tempat akan berisiko, kamu tetap bisa membawa dunia luar ke dalam rumah. Contohnya, melalui kegiatan bercocok tanam, bermain dengan hewan peliharaan atau sesimpel menghirup udara segar di luar rumah.
Ketika angka penularan mulai menurun seperti saat ini, rencanakanlah liburan ke area alam, seperti gunung, hutan, air terjun atau pantai.
2. Membuat Rutinitas Sehari-hari
![]() Buat rutinitas sehari-hari/Foto: Pexels.com/Julia M Cameron |
Jangan jadikan kerja dari rumah (Work From Home) sebagai ajang untuk malas-malasan. Buatlah jadwal rutinitas harian yang mesti kamu patuhi meski sedang berada di rumah. Tetap bangun pagi dan mandi pagi, juga tentukan kapan waktu bekerja, bersantai sampai waktu tidur.
3. Menjaga Komunikasi dengan Orang Lain
Untuk mengatasi rasa sepi dan bosan selama terisolasi di rumah, jalin komunikasi yang baik bersama keluarga, pasangan, dan teman secara virtual guna memenuhi kebutuhan sosialmu. Bila ingin bertemu langsung, pastikan patuhi protokol kesehatan, ya!
4. Ekspresikan Segala Sisi Kreatif
![]() Memasak jadi salah satu jalan keluar/Foto: Pexels.com/Katerina Holmes |
Mengekspresikan diri melalui kegiatan kreatif seperti, melukis, bernyanyi, bermain musik, memasak atau mendekorasi ruangan bisa menjadi solusi bosan di rumah.
Kuncinya, jaga otak tetap sibuk demi mengatasi stres akibat sindrom Cabin Fever.
5. Olahraga dan Konsumsi Makanan Bergizi
Tak hanya berguna bagi kesehatan tubuh, pola hidup sehat berperan penting bagi kesehatan mental. Atur menu diet seimbang serta berolahraga dengan intensitas rendah sampai sedang dengan durasi maksimal 45 menit.
Ssst, olahraga bisa membantu tubuh melepaskan hormon endorfin untuk meningkatkan suasana hati, seperti saat kita memakan cokelat.
_______________
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |