Generasi Z atau yang lebih dikenal dengan istilah Gen Z adalah kelompok generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Layaknya generasi baru saat dibandingkan dengan tahapan generasi sebelumnya, Gen Z juga punya pola pikir yang berbeda dengan generasi pendahulu, seperti Baby Boomer, Gen X, dan Gen Y.
Salah satu perbedaan yang menonjol dari Gen Z dibandingkan generasi pendahulunya tersebut adalah mereka lebih terbuka dan vokal dalam menyuarakan isu kesehatan mental. Dilansir dari Very Well Mind, inilah beberapa alasan yang membuat terjadinya fenomena tingkah laku dan pola pikir tersebut!
Menormalisasi Perawatan Kesehatan Mental
Ilustrasi kesehatan mental/Foto: Pexels/Madison Inouye |
Gen Z tumbuh di sebuah dunia yang menganggap seseorang yang mendapatkan pengobatan untuk masalah psikologi sebagai hal yang wajar alias normal. Mereka tidak menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang asing dan tidak menyimpan prasangka buruk sehingga harus berbicara buruk tentang hal itu.
Gen Z menganggap meminta bantuan untuk masalah kesehatan mental sebagai tindakan yang menunjukkan kemauan kuat alih-alih kelemahan seseorang. Bagi mereka, sakit secara mental sama wajarnya dengan patah tulang yang harus ditangani oleh bantuan profesional, seperti dokter.
Mengurangi Stigma Lewat Media Sosial
Media sosial telah membantu untuk menormalisasi masalah kesehatan mental dan mengurangi stigma yang beredar di generasi masa kini lewat penyebaran mental health awareness dan saling memberikan dukungan pada penderita penyakit mental.
Ilustrasi kesehatan mental/Foto: Pexels/Polina Zimmerman |
Alih-alih disembunyikan, Gen Z membicarakan mengenai masalah kesehatan mental ini di ruang publik. Hal yang tidak mungkin dilakukan oleh generasi Baby Boomers yang baru mengenal internet di usia 40 atau 50 tahun, Gen X yang mengenalnya di akhir umur 20 tahunan, ataupun milenial yang tidak seluruhnya lancar berinternet layaknya Gen Z.
Menghentikan Kebiasaan Menstigmatisasi Sesuatu
Selain belajar mengenali masalah-masalah kesehatan mental dan menyebarkannya lewat media sosial, Gen Z juga tumbuh dalam dunia yang membuat mereka bisa dengan tegas menyebut tindakan pemberian stigma atau stigmatisasi sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.
Berkat Gen Z, di era masa kini, menyebut penderita gangguan mental dengan istilah kesehatan tertentu sudah tergolong tindakan yang tak lagi dapat diterima dalam lingkungan sosial dan budaya karena memberikan konotasi yang negatif.
Sementara itu, generasi sebelum Gen Z mungkin akan kesulitan menerima hal ini karena informasi yang mereka ketahui mengenai kesehatan mental itu sebatas apa yang dikatakan oleh orang tua mereka, ilmu yang mereka pelajari di sekolah, dan adanya stigma itu sendiri, yang telah disebarkan lewat mulut ke mulut di ruang lingkup publik.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!