Apakah kamu pernah kebingungan menghadapi anak tantrum yang tiba-tiba menangis tak kunjung berhenti, berteriak, melempar barang, hingga melakukan hal yang dapat menyakiti dirinya sendiri dan orang lain?
Meski kita berusaha menenangkannya, kadang cara yang sudah diupayakan tetap tak membuat anak diam dan terkadang justru membuatnya makin menjadi-jadi.
Saat kondisi fisik dan mental pengasuh sedang dalam keadaan tidak optimal, kadang memarahi atau membentak anak yang sedang tantrum menjadi jalan pintas. Padahal, seringkali cara ini justru memperkeruh keadaan. Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak tantrum?
Memarahi anak tantrum hanya akan membuatnya makin frustasi/ Foto: Pexels/Keira Burton |
Sebelum fokus ke cara mengatasi anak tantrum, ada baiknya kita mengetahui alasan di balik perilaku menantang anak tersebut. Dikutip dari MSD Manual, menurut Stephen Brian Sulkes yang merupakan dokter di Golisano Children's Hospital di University of Rochester School of Medicine and Dentistry, Amerika Serikat, terdapat tiga penyebab utama anak mengalami tantrum. Penyebab tersering adalah frustasi, lelah, dan lapar.
Selain tiga hal itu, Sulkes juga menyebutkan penyebab lain penyebab anak tantrum. Anak-anak yang tantrum padahal sedang tidak lelah atau lapar, biasanya sedang mencari perhatian, meminta sesuatu tapi tidak dituruti, atau sedang menghindari sebuah perintah dari pengasuhnya.
Jika kita sebagai pengasuhnya sudah mengetahui penyebab anak tantrum, akan lebih mudah untuk menanganinya. Namun sebelum kita menawarkan solusi kepada anak, ada baiknya kita membantu untuk menenangkannya.
Mengetahui penyebab tantrum akan membantu kita lebih mudah mengatasinya/ Foto: Pexels/Anna Shvets |
Disebut dalam website Raising Children, kita bisa menemani anak yang sedang tantrum dan membiarkan mereka melampiaskan emosinya. Kita bisa duduk di sebelahnya tanpa mengeluarkan satu patah kata apapun dan menawarkan pelukan hangat jika tantrumnya sudah reda. Namun jika anak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya dan orang lain, segera lakukan tindakan untuk mencegahnya.
Sebagai catatan, jangan turuti semua keinginan anak agar tantrumnya reda. Hal ini akan menjadi senjata baginya untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya. Untuk meminimalisir perilaku anak tantrum, penuhi kebutuhan dasarnya, seperti makan, tidur, istirahat, dan bermain bersama.
Namun jika anak tergolong sering mengalami tantrum, jangan ragu untuk membawa ke dokter anak. Bisa jadi tantrum yang tak wajar merupakan sinyal adanya masalah pada fisik dan psikis anak yang tak terdeteksi sebelumnya.