BILLBOARD
970x250

Jadi Penyintas, Perempuan Ini Bikin Kampanye untuk Bantu Korban Pelecehan Seksual Berani Speak Up

Retno Anggraini | Beautynesia
Sabtu, 06 Aug 2022 19:30 WIB
Jadi Penyintas, Perempuan Ini Bikin Kampanye untuk Bantu Korban Pelecehan Seksual Berani Speak Up

Kasus pelecehan seksual adalah masalah serius yang harus segera diatasi. Meski siapa pun bisa menjadi korban, tapi korban paling banyak dalam kasus pelecehan seksual adalah perempuan. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 3 wanita, sekitar 736 juta, menjadi sasaran kekerasan fisik atau seksual oleh pasangan atau kekerasan seksual dari non-pasangan.

Trauma besar yang dialami korban pelecehan seksual sering membuat korban enggan membicarakan apa yang sudah mereka alami, karena biasanya mereka takut akan menjadi pihak yang disalahkan jika menceritakan kondisinya. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Grace Tame, salah satu korban pelecehan seksual asal Australia yang kini telah menjadi aktivis yang membantu korban kekerasan seksual.

Siapa Itu Grace Tame?

Mengenal sosok Grace Tame
Grace Tame/Foto: Instagram.com/marieclaireau

Melansir Dmarge, Grace Tame merupakan seorang penyintas dan aktivis kekerasan seksual yang terkenal karena kampanyenya untuk mengubah Undang-Undang Tasmania, di mana saat itu Undang-Undang Tasmania mencegah korban pelecehan seksual untuk membuka suara. Berkat kampanye #LetHerSpeak, Tame telah membantu mendorong perempuan di Australia yang menjadi korban pelecehan seksual untuk membuka suara dan mereformasi undang-undang membungkam korban pelecehan seksual.

Jadi Korban Pelecehan Seksual

Mengenal sosok Grace Tame
Grace Tame/Foto: Instagram.com/stilllukebowden

Saat usianya 15 tahun, Tame dilecehkan oleh guru matematikanya, Nicholaas Bester, yang saat itu berusia 58 tahun. Karena Tasmania's Evidence Act, para korban pelecehan seksual tidak dapat membuka suara tentang insiden yang mereka alami.

Hal ini membuat Tame tidak bisa menceritakan insiden yang dia alami hingga menimbulkan trauma. Meski begitu, Tame tetap memperjuangkan keadilan untuknya dan para korban pelecehan seksual lain dengan mengadvokasi untuk mereformasi hukum dan sifat publik terhadap para korban.

Membuat Kampanye #LetHerSpeak

Mengenal sosok Grace Tame
Grace Tame/Foto: Instagram.com/janecataniastylist

Pada tahun 2018, Tame dan jurnalis sekaligus pengacara penyintas kekerasan seksual, Nina Funnell, menghabiskan beberapa bulan melakukan kampanye #LetHerSpeak yang bertujuan untuk menghapus undang-undang pembungkaman korban pelecehan seksual di Tasmania, Northern Territory, dan Victoria. Kampanye ini juga didukung oleh beberapa selebriti, seperti John Clease dan Alyssa Milano.

Selama kurang lebih 18 bulan berjuang dengan kampanyenya, perjuangan Tame pun membuahkan hasil. Pada April 2020, undang-undang tersebut akhirnya diubah dan para korban pelecehan seksual pun diberi kebebasan bersuara.

Mendapat Penghargaan Australian of the Year 2021

Mengenal sosok Grace Tame
Grace Tame/Foto: Instagram.com/australianoftheyear

Karena aksinya dalam memperjuangkan hak korban pelecehan seksual, Tame dinobatkan dalam Australian of the Year 2021. Panel mengatakan kalau Tame telah menunjukkan keberanian yang luar biasa dan menggunakan suaranya untuk mendorong reformasi hukum serta meningkatkan kesadaran publik tentang dampak kekerasan seksual. Selain itu, Tame juga menjadi orang Tasmania pertama yang berhasil memenangkan penghargaan tersebut.

Grace Tame Saat Ini

Mengenal sosok Grace Tame
Grace Tame/Foto: Instagram.com/stellarmag

Menjadi korban pelecehan seksual membuat Tame menjadi aktivis yang mendorong para korban kekerasan seksual untuk menceritakan kisah mereka, mendidik masyarakat tentang perawatan diri, dan memastikan kebijakan undang-undang untuk korban pelecehan seksual.

Selain itu, Tame juga mendirikan The Grace Tame Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang mendanai dan mengkampanyekan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Hal ini bertujuan untuk perubahan budaya dan struktural untuk memberantas pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Merilis Memoar Tentang Dirinya

Mengenal sosok Grace Tame
Buku memoar Grace Tame/Foto: Instagram.com/tamepunk

Seperti yang dilansir dari Marie Claire Australia, Tame secara resmi telah merilis memoar tentang dirinya yang diberi judul The Ninth Life of a Diamond Miner. Memoar tersebut merinci tentang kehidupannya, pembelaannya, dan percakapan yang memicu kemarahan nasional atas pelecehan seksual.

Dalam deskripsi tertulis bahwa sejak usia muda, hidup Tame ditentukan oleh ketidakpastian yang meliputi trauma dan kekuatan, kesedihan dan harapan, titik terendah yang mengerikan, serta titik tertinggi yang menakjubkan. Fakta unik lainnya adalah Tame berkontribusi langsung dalam pembuatan memoarnya dengan membuat ilustrasi untuk sampul buku tersebut.

Jangan pernah takut untuk membuka suara atas pelecehan seksual yang bisa saja dialami semua orang, termasuk diri kita sendiri. Seperti kampanye Grace Tame, #LetHerSpeak yang membebaskan para korban pelecehan untuk tidak takut membuka suara.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE