Orang Tua Narsistik Membuat Anak Sering Merasa Bersalah, Benarkah?

Galih Konain Tata | Beautynesia
Senin, 30 May 2022 13:45 WIB
Orang Tua Narsistik Membuat Anak Sering Merasa Bersalah, Benarkah?
Orang tua dengan gangguan kepribadian narsistik dianggap cukup pandai untuk membuat anak merasa bersalah agar keinginannya dapat terpenuhi. (Foto: pexels.com/ Monstera)

Perasaan bersalah adalah emosi yang sulit untuk dihilangkan dan menghantui setiap saat. Orang tua dengan gangguan kepribadian narsistik dianggap cukup pandai untuk membuat anak merasakan emosi yang cukup menguras pikiran ini.

Nggak ada hal yang bisa dilakukan oleh anak untuk menghilangkan rasa berasalah tersebut. Sayangnya, hal ini justru dimanfaatkan oleh orang tua narsistik untuk membuat anak patuh dan selalu memenuhi kebutuhan orang tuanya.

Gangguan Kepribadian Narsistik/ Foto: pexels.com/ Mikhail Nilov
Gangguan Kepribadian Narsistik/ Foto: pexels.com/ Mikhail Nilov

Keadaan Emosional Anak yang Dibesarkan Orang Tua Narsistik

Melansir laman Psych Central, anak yang tumbuh dari orang tua narsistik akan mengalami pelecehan emosional seumur hidupnya. Orang tua narsistik cenderung kurang empati, mengeksploitasi anak untuk tujuan mereka sendiri.

Orang tua narsistik tidak akan mungkin mencari bantuan profesional atau sekadar mengubah perilaku destruktif tersebut.

Hal ini tentu merugikan anak, karena mereka akan sering mengalami penganiayaan psikologis yang parah, seperti intimidasi, mengontrol, memaksa, menghina, menuntut, bahkan membuat ancaman agar anak patuh.

Bentuk trauma ini menempatkan anak-anak pada risiko bunuh diri atau self harm, harga diri yang rendah, depresi, penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol, cenderung needy, sampai mengarah pada gejala yang mirip dengan anak-anak yang dilecehkan secara fisik atau seksual.

Keadaan emosional anak/ Foto: pexels.com/ Ketut Subiyanto
Keadaan emosional anak/ Foto: pexels.com/ Ketut Subiyanto

Anak Sering Merasa Bersalah (Guilt Tripping)

Umum bagi orang tua narsistik untuk menggunakan taktik FOG (Fear, Obligation, dan Guilt) untuk membuat anak hidup dengan perasaan bersalah dan menyebabkan anak menuruti keinginan orang tua, bahkan dengan mengorbankan kebutuhan dan hak dasar anak itu sendiri.

Misalnya seorang ayah yang kecewa dengan kondisi anaknya yang masih lajang atau tidak memiliki anak. Ia akan menggunakan tindakan manipulasi, untuk membuat anak merasa bersalah sampai menganggap dirinya tidak berharga.

“Ayah sudah semakin tua, ingin rasanya melihat putri ayah bisa membangun keluarga kecil dan memberi ayah cucu.”

“Apakah ini cara anak ayah membalas semua pengorbanan orang tua? Apa yang akan orang lain pikirkan kalau melihat anak ayah belum menikah sampai detik ini? Ini hal yang memalukan dan jadi aib keluarga!”

Tindakan manipulatif/ Foto: pexels.com/ Cottonbro
Tindakan manipulatif/ Foto: pexels.com/ Cottonbro

MendeNgar kalimat-kalimat tersebut memang membuat anak merasa sakit hati, malu, dan merasa bersalah.  Namun, apakah anak dengan sengaja ingin menyakiti orang tua?  Bukankah setiap anak memiliki hak atas pilihan dan apapun yang mereka akan jalani?

Bagaimanapun, tidak pernah mudah untuk menjalani kehidupan dengan bayang-bayang orang tua yang narsistik. Anak sangat disarankan untuk mendapatkan dukungan emosional.

Teman atau saudara yang mau mendukung dengan tangan terbuka, atau bantuan dari psikolog atau psikiater adalah hal yang anak butuhkan untuk menyembuhkan rasa bersalah dan luka lainnya yang ditimbulkan dari perilaku orang tua narsistik.

Faktanya, bentuk dukungan tersebut membuat anak mampu menerima diri mereka sendiri, tahu bagaimana menghadapi hidup mereka selanjutnya, sampai dengan metode yang dapat mereka gunakan untuk berdamai dan menyembuhkan luka tersebut.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI! 

(fer/fer)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE