Menstruasi adalah bagian dari tubuh perempuan secara normal. Secara umum, siklus bulanan ini menjadi pertanda bahwa reproduksi berfungsi dengan baik. Kendati begitu, ada kondisi di mana menstruasi juga menjadi tanda penyakit atau kondisi medis abnormal tertentu. Salah satunya ialah hiperplasia endometrium.
Dikutip dari Cleveland Clinic, hiperplasia endometrium adalah kondisi di mana adanya penebalan lapisan rahim karena memiliki terlalu banyak sel (hiperplasia). Perempuan yang mengalami kondisi ini biasanya ditandai dengan menstruasi hebat atau abnormal.
Tidak hanya dalam hitungan hari, menstruasi yang diikuti dengan hiperplasia endometrium bisa berlangsung hitungan bulan bahkan tahun, seperti yang dialami oleh seorang perempuan muda bernama Dilla, yang membagikan kisahnya di Quora.
Lebih lanjut, kondisi ini biasanya banyak terjadi pada perempuan yang telah menopause. Namun, tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada perempuan usia muda. Data yang dikutip dari Cleveland Clinic, kondisi ini dialami sekitar 133 dari 100.000 perempuan.
Gejala dan Penyebab Hiperplasia Endometrium
Perempuan dengan kondisi hiperplasia endometrium menghasilkan terlalu banyak estrogen dan minim hormon progesteron. FYI, hormon tersebut sendiri memainkan peran penting dalam menstruasi dan kehamilan, Beauties.
Jadi, ketika progesteron mengalami penurunan, hal ini memicu dinding rahim untuk melepaskan lapisannya sebagai periode menstruasi.
Konon, hal ini bisa terjadi karena obesitas. Pasalnya kegemukan dapat meningkatkan kadar estrogen. Jaringan adiposa, yang bertugas menyimpanan lemak di perut dan tubuh, dapat mengubah hormon penghasil lemak menjadi estrogen.
Siapa yang Rentan Mengalami Hiperplasia Endometrium?
Selain orang dengan obesitas, ada beberapa kondisi kesehatan lain yang memicu terjadinya hiperplasia endometrium, yaitu mereka yang:
- Sedang perawatan kanker payudara;
- diabetes;
- Menstruasi usia dini;
- Menopause terlambat;
- Keturunan kanker ovarium, rahim atau usus besar;
- Memiliki penyakit kandung empedu;
- Terapi hormon;
- Tidak pernah hamil;
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS);
- Merokok; dan
- Penyakit tiroid.
Jenis Hiperplasia Endometrium?
Menurut dokter, jenis hiperplasia endometrium ada dua jenis, yaitu hiperplasia endometrium sederhana dan hiperplasia endometrium kompleks.
Perbedaannya, hiperplasia endometrium sederhana (tanpa atypia), penderitanya memiliki sel-sel yang tampak normal yang tidak mungkin menjadi kanker dan dapat membaik tanpa pengobatan. Kondisi ini bisa diatasi dengan terapi hormon.
Sedangkan hiperplasia endometrium atipikal kompleks, penderitanya mengalami pertumbuhan berlebih dari sel-sel abnormal yang memicu kondisi prakanker ini. Risiko kanker endometrium atau rahim bisa meningkat tanpa adanya pengobatan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!