Susah Menurunkan Berat Badan? 3 Mental Block Ini Bisa Jadi Penyebabnya!
Berat badan berlebih kerap menjadi sesuatu yang membuat seseorang merasa tidak nyaman dan akhirnya memutuskan diet dengan berbagai cara. Mulai dari olahraga, mengatur pola makan, hingga mengonsumsi suplemen diet.
Namun, ketika semua usaha terbaik sudah dilakukan, tetapi berat badan tak kunjung menunjukkan tanda-tanda penurunan, mungkin masalahnya ada pada mental block yang kamu alami. Mental block sendiri adalah kondisi ketika otak menolak terhadap pemikiran tertentu dan sulit untuk dikendalikan.
Dilansir dari Very Well Fit, inilah beberapa mental block yang kerap terjadi ketika seseorang mencoba menurunkan berat badannya!
Pola Pikir All-or-Nothing
Ilustrasi diet/Foto: Pexels.com/ Andreas Ayrton |
Jika kamu merasa sering terjebak dalam dua pilihan, seperti mengikuti rencana dietmu dengan disiplin atau benar-benar tidak mematuhinya sama sekali, kamu mungkin mengalami distorsi kognitif yang disebut pola pikir all-or-nothing.
Para psikolog menggunakan istilah distorsi kognitif untuk merujuk pada pola pikir berlebihan dan konsisten yang tidak sejalan dengan apa yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata. Orang yang terjebak dalam pola pikir ini saat mencoba menurunkan berat badan akan meyakini jika mereka tidak benar-benar berhasil, maka artinya mereka benar-benar gagal.
Seseorang yang terjebak dalam pola pikir ini akan kesulitan mempraktikkan pola makan yang sehat setelah sekali melanggarnya. Menurut mereka, karena telah merusak aturan diet yang sempurna, maka berarti dietnya telah sia-sia sehingga mereka menyerah dan akhirnya memutuskan untuk sekalian makan berlebihan.
Pandangan Negatif terhadap Tubuh Sendiri
Seseorang yang mencoba mengubah bentuk dan ukuran tubuhnya biasanya merasa tidak puas dengan penampilan mereka saat ini. Tentu saja, menurunkan berat badan untuk meningkatkan kesehatan atau penampilan bukanlah sebuah kesalahan.
![]() Ilustrasi kondisi mental (Foto: Pexels/Alex Green) |
Namun, jika seseorang memandang tubuhnya sendiri secara negatif, hal ini bisa menghalangi mereka untuk mencapai tujuan dan bahkan mengurangi tingkat kepercayaan diri mereka. Beberapa orang memang berpikir bahwa “nilai” mereka ditentukan oleh bentuk dan ukuran tubuh atau apa yang mereka makan.
Padahal, pola pikir yang seperti ini bisa membuat seseorang merasa malu berada di tempat umum, menghindar dari berbagai aktivitas, dan merasa berat badan bertambah drastis segera setelah makan. Alih-alih berdiet dengan mengonsumsi makanan kaya nutrisi, mereka lebih fokus pada kalori dan melabeli makanan sebagai “baik” dan “buruk”.
Stres
Ilustrasi stres/Foto: Freepik.com |
Bagi kebanyakan orang, makan adalah aktivitas yang membuat mereka merasa lebih baik. Di saat stres, beberapa orang akan menggunakan makanan sebagai alternatif terbaik untuk menenangkan emosinya.
Penelitian menunjukkan bahwa makan berlebihan dapat menjadi mekanisme pertahanan diri kronis untuk menghadapi hal-hal yang membuat seseorang stres. Tidak hanya menambah kuantitas makanan, makanan yang dikonsumsi saat stres juga biasanya merupakan makanan yang normalnya akan dihindari demi menurunkan berat badan atau alasan kesehatan.
Stres juga membuat tubuh memproduksi lebih banyak kortisol yang dapat memicu kenaikan berat badan. Kebanyakan orang yang merasa stres saat mencoba mengurangi berat badan tidak melihat perubahan pada tubuhnya. Alih-alih disebabkan oleh kurang kerasnya usaha mereka, tidak adanya hasil biasanya juga berkaitan dengan respons tubuh terhadap stres.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |
Ilustrasi diet/Foto: Pexels.com/ Andreas Ayrton
Ilustrasi stres/Foto: Freepik.com